Selasa, 11 Juni 2013

MOP vasektomi(kontrasepsi mantap pada pria)


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum.
Tetapi di seluruh dunia, kontap pria masih merupakan metode yang ”terabaikan” dan kurang mendapat perhatian, baik dari pihak pria/suami maupun petugas medis Keluarga Berencana.

Di masa lalu, hal tersebut disalahkan pada sikap pihak pria/suami yaitu :
1.      Pria lebih tertarik untuk menunjukkan kejantanannya daripada ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya.
2.      Pria takut bahwa tindakan kontap pria akan melukai kehidupan seksnya.
3.      Menyamakan tindakan kontap pria dengan pengebirian (kastrasi).

Disamping itu, sebab-sebab lain yang mungkin menyebabkan kontap pria kurang mendapat minat yaitu :
a)      Tersedianya metode kontrasepsi baru lain.
b)      Prosedur-prosedur baru yang membuat kontap wanita menjadi lebih aman dan lebih mudah dikerjakan dibandingkan sebelumnya (meskipun masih tetap lebiih kompleks daripada kontap pria).
c)      Minat yang kurang dari petugas Keluarga Berencana, yang umumnya terlatih dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
d)     Angka perceraian yang meningkat.

Sekarang, setelah penelitian-penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek buruk pada pria terhadap kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi setelah menjalani kontap pria, lebih banyak perhatian diberikan kepada metode ini. Bahkan sekarang, untuk mengurangi rasa takut pihak pria akan tindakan/istilah operasi yang selalu dihubungkan dengan pisau operasi, telah dikembangkan metode Vasektomi Tanpa Pisau (VTP).
Saat ini, meskipun telah tersedia fasilitas untuk tindakan reversal/pemulihan kembali/reanastomosis/rekanalisasi vas deferens (seperti juga pada kontap wanita), kontap pria atau vasektomi dianggap sebagai suatu metode yang permanen dan keberhasilan reversibilitas tidak dapat dijamin sepenuhnya. Hal ini sangat penting untuk dikemukakan kepada calon akseptor pada saat konseling.

B.     Rumusan Masalah
Disamping guna memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB, penyusunan makalah ini juga dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang MOP (Medis Operatif Pria).

C.                 Tujuan
·         Memberikan informasi tentang dasar dari vasektomi.
·         Memberikan informasi tentang profil dari vasektomi.
·         Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian dari vasektomi.
·         Memberikan informasi tentang indikasi dan kontra indikasi dari vasektomi.
·         Memberikan informasi tentang konseling, informasi dan persetujuan tindakan medis dari vasektomi.
·         Memberikan informasi tentang persiapan dan prosedur vasektomi.
·         Memberikan informasi bagi klien setelah dilakukan vasektomi.

































BAB II
PEMBAHASAN
A.                Dasar dari Vasektomi
Vasektomi adalah tindakan memotong dan menutup saluran sperma
(vasdeferens) yang menyalurkan sperma keluar dari testis. Vasektomi telah dikenal sejak lama.Pada abad 19 para ahli bedah telah melakukan vasektomi untuk tujuan pengobatan, seperti mencegah infeksi dari kelenjar prostat atau hipertrofi kelenjar prostat. Di Indonesia vasektomi sebagai salah satu pilihan jenis kontrasepsi masih belum begitu digalakkan . Hal ini disebabkan masih adanya anggapan vasektomi sama dengan dikebiri.
Atau Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis).

B.            Profil
·         Sangat efektif dan permanen.
·         Tidak ada efek samping jangka panjang.
·         Tindak bedah yang aman dan sederhana.
·         Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan.
·         Konseling dan informed consent mutlak diperlukan.

C.            Keuntungan
Ø  Keuntungan Vasektomi:
Ø  Teknik operasi kecil dan sederhana, bisa dilakukan setiap saat.
Ø  Komplikasi yang ditemukan tidak terlalu berat.
Ø  Efektifitas hampir 100%
Ø  Biaya murah terjangkau masyarakat
Ø  Bisa dilakukan operasi rekanalisasi
Ø  Efektif.
Ø  Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
Ø  Sederhana.
Ø  Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
Ø  Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal biasa.
Ø  Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.

D.            Kerugian
Ø  Kekurangan Vasektomi:
- cara ini tidak langsung efektif tapi memerlukan waktu sampai
sperma menjadi negatif dalam analisa semen.
-Walaupun pada prinsipnya dapat disambung kembali namun masih
banyak diperlukan tenaga terlatih untuk tindakan tersebut.
-          Diperlukan suatu tindakan operatif.
-          Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
-          Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
-          Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.

E.                 Indikasi

1. untuk tujuan kontrasepsi yang bersifat permanen
2. untuk tujuan pengobatan supaya mencegah terjadinya epididitimis
Teknik Vasektomi
Penutupan vas deferens dapat dilakukan dengan beberapa cara:
- diikat (ligasi)
- dipotong(vasektomi)
- pakai cincin
- pakai badan
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami-istri tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.

F.   Kontra Indikasi
1.      Infeksi kulit lokal, misalnya Scabies (penyakit kulit menular akibat tuma gatal).
2.      Infeksi traktus genetalia.
3.      Kelainan skrotum dan sekitarnya :
a.       Varicocele (varikositas pleksus pampiniformis korda spermatika, yang membentuk benjolan skrotum yang terasa seperti ”kantong cacing”).
b.      Hydrocele besar
c.       Filariasis.
d.      Hernia inguinalis.
e.       Orchiopexy (fiksasi testis yang tidak turun pada skrotum).
f.       Luka parut bekas operasi hernia.
g.      Skrotum yang sangat tebal.
4.      Penyakit sistemik :
a.       Penyakit-penyakit perdarahan.
b.      Diabetes Mellitus.
c.       Penyakit jantung koroner yang baru.
5.      Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.

G.                Konseling , Informasi, dan Persetujuan Tindakan Medis
·         Klien harus diberi informasi bahwa prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria atau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual.
·         Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi terpilih hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesikula seminalis telah dikeluarkan seluruhnya. Secara empirik, sperma-analis akan menunjukkan hasil negatif setelah 15-20 kali ejakulasi.

Persiapan dan Prosedur
Persiapan Pre-Operatif Vasektomi :
a.       Persiapan Klien :
Walaupun kulit tidak dapat disterilisasi, tindakan pembersihan dengan melakukan antiseptik sudah sangat mengurangi mikroorganisme yang ada pada permukaan kulit (skrotum dan inguinal) terutama mikroorganisme yang dapat menyebabkan komplikasi berat (tetanus).
·         Klien sebaiknya mandi serta menggunakan pakaian yang bersih dan longgar sebelum mengunjungi klinik. Bila tidak cukup waktu untuk mandi, klien dianjurkan untuk membersihkan daerah skrotum dan inguinal/lipat paha sebelum masuk ke ruang tindakan.
·         Klien dianjurkan untuk membawa celana khusus untuk menyangga skrotum.
·         Rambut pubis cukup digunting pendek bila menutupi daerah operasi. Waktu yang paling baik untuk menggunting adalah sesaat sebelum tindakan dilakukan agar risiko infeksi ditekan serendah mungkin.
·         Cuci/bersihkan daerah operasi dengan sabun dan air kemudian ulangi sekali lagi dengan larutan antiseptik atau langsung diberi antiseptik (Povidon Iodine).
·         Bila dipergunakan larutan Povidon Iodine seperti Betadin, tunggu 1 atau 2 menit hingga yodium bebas yang terlepas dapat membunuh mikroorganisme.

b.      Kelengkapan untuk klien dan petugas :
Karena vasektomi merupakan tindakan bedah minor dan kadang memerlukan insisi yang kecil/tanpa insisi sehingga hanya meliputi daerah superfisial, maka :
·         Klien dapat menggunakan pakaian sendiri asal terjamin kebersihannya.
·         Operator dan petugas tidak harus menggunakan topi bedah, masker, atau baju operasi.

Prosedur vasektomi meliputi beberapa langkah tindakan :

1.      Identifikasi dan isolasi vas deferens.
a.       Kedua vas deferens merupakan struktur paling padat di daerah mid-scrotum, tidak berpulsasi (berbeda dengan pembuluh darah).
b.      Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada keadaan-keadaan :
-          Kulit skrotum tebal
-          Vas deferens yang sangat tipis
-          Spermatic cord yang tebal
-          Testis yang tidak turun
-          Otot cremaster berkontraksi dan menarik testis ke atas.
c.       Kedua vas deferens harus diidentifikasi sebelum meneruskan prosedur kontapnya.
d.      Dilakukan immobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan memakai klem (doek klem atau klem lainnya).
e.       Dilakukan penyuntikan anestesi lokal.
2.      Insisi skrotum.
a.       Vas deferens yang telah di-immobilisasi di depan skrotum hanya ditutupi oleh otot dartos dan kulit skrotum.
b.      Insisi horizontal atau vertikal, dapat dilakukan secara :
-          Tunggal, di garis tengah (scrotal raphe)
-          Dua insisi, satu insisi di atas masing-masing vas deferens.
3.      Memisahkan lapisan-lapisan superfisial dari jaringan-jaringan sehingga vas deferens dapat diisolasi.
4.      Oklusi vas deferens.
a.       Umumnya dilakukan pemotongan/reseksi suatu segmen dari kedua vas deferens (1-3cm), yang harus dilakukan jauh dari epididymis.
b.      Ujung-ujung vas deferens setelah dipotong dapat ditutup dengan :
-          Ligasi
* Dapat dilakukan dengan crhomic catgut (ini yang paling sering dilakukan).
* Dapat pula dengan benang yang tidak diserap (silk), tetapi kadang-kadang dapat  menyebabkan irritasi jaringan atau granuloma.
* Ligasi tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong vas deferens, karena dapat menyebabkan spermatozoa merembes ke jaringan sekitarnya dan terjadi granuloma.
* Untuk mencegah kedua ujung vas deferens agar tidak menyambung kembali (rekanalisasi), ujung vas deferens dapat dilipat kebelakang lalu diikatkan/dijahitkan pada dirinya sendiri, atau fascia dari vas deferens dapat ditutupkan di atas satu ujung sehingga terdapat suatu barier dari jaringan fascia; atau ujung vas deferens ditanamkan ke dalam jaringan fascia. 
-          Elektro-koagulasi/Thermo-koagulasi
-          Clips
*Masih dalam fase eksperimental.
*Keuntungan clips :
  = Lebih cepat dibandingkan ligasi.
  = Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang diperlukan untuk aplikasi clips dibandingkan dengan ligasi.
  = Tantalum, bahan clips, tidak diserap dan biologis inert.
  = Potensi reversibilitas besar.
*Umumnya dipasang 2-3 clips pada masing-masing vas deferens.
5.      Penutupan luka insisi.
a.       Dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap.
b.      Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup ditutup dengan plester saja
Atau bisa juga dengan Prosedur tindakan vasektomi:

1. Rambut kemaluan dicukur dan dibersihkan
2. Desinfeksi kulit skrotum dan daerah operasi.
3. Daerah operasi yang sudah suci hama ditutupdengan kain steril berlobang
ditengahnya.
4. Palpasi dan cari vas deferens pada kantong skrotum, lalu fiksir dengan jari.
5. Beri anestesi local pada daerah operasi.
6. Lakukan sayatan kira-kira 1-2 cm
7. Bebaskan jaringan sekitarnya, tangkap vas deferens tersebut.
8. Tarik kira-kira sampai pada batas yang akan dipotong.
9. Lakukan vasektomi: pemotongan sekitar 1-2 cm vas deferens, lalu dijahit.
10. Luka operasi dijahit.
11. Berikan nasehat perawatan luka, jangan kena air selama kira-kira 1
minggu.
12. Berikan obat anti sakit dan antibiotik.
Post vasektomi pria tidak langsung menjadi steril, karena di dalam saluran
proksimal vasdeferens dan dalam vesikula seminalis masih terdapat ratusan juta
sperma. Karena itu sebelum pulang pasien diberikan 15 buah kondom, yang harus dipakai saat koitus.
Pria baru dikatakan steril biasanya setelah 10-15 kali ejakulasi, yang dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan analisa semen.

I.                   Informasi bagi Klien
·         Istirahat 1-2 jam di klinik.
·         Pertahankan band aid selama 3 hari.
·         Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk.
·         Boleh mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah. Setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun dan air.
·         Memakai penunjang skrotum selama 7-8 hari, usahakan daerah operasi kering.
·         Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik seperti parasetamol atau ibuprofen setiap 4-5 jam.
·         Hindari pekerjaan berat selama 2-3 hari.
·         Kompres dingin/es pada skrotum.
·         Boleh bersenggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali.
·         Periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.
H. Komplikasi
a. Komplikasi pasca bedah: – perdarahan, hematoma, rasa
nyeri, rasa pegal dan infeksi
b. Komplikasi jangka panjang: spermatic granuloma,
kemungkinan rekanalisasi.
Kegagalan vasektomi dapat terjadi akibat:
- Rekanalisasi spontan
- Salah pemotongan
- Jika terdapat duplikasi vas deferens.
- Akseptor bersenggama sebelum benar-benar steril.
























BAB III
PENUTUP


A.                Kesimpulan
Kontrasepsi Mantap Pria atau Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis). Sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum.


B.                 Saran
Hendaknya para pria ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya dengan menggunakan metode vasektomi ini.


























DAFTAR PUSTAKA


Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan.

Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Tridasa Printer.

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Tridasa Printer.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar