Selasa, 11 Juni 2013

komunikasi dalam praktik kebidanan


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi.
Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundemental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan oleh adanya kebutuhan akan mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis mengambil beberapa rumusan masalah diantaranya:
1.      Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?
2.      Apa tujuan dari komunikasi?
3.      Apa saja komponen-komponen komunikasi?
4.   Apa konsep dalam melakukan komunikasi?
5.   Apa tehnik komunikasi terapeutik
6.   Apa konsep dasar komunikasi

B.      Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi.
2.   Mengetahui apa yang dimaksud tujuan dari komunikasi.
3.   Mengatahui apa saja yang dimaksud dengan komponen-komponen komunikasi.



BAB I
PEMBAHASAN
I.I Konsep Dasar Komunikasi
A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin comunication yang berarti sama dalam hal ini berarti sama makna. Komunikasi juga diartikan sebagai upaya seseorang untuk merubah pikiran, perasaan atau perilaku orang lain (Effendi, 1992).Komunikasi juga merupakan elemen dasar dari hubungan interpersonal untuk membuat, memelihara, dan menampilkan kontak dengan orang lain (Mary Ann, 1998).

B. Tujuan dari Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.
1.      Perubahan sosial
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun negatif.
2.      Perubahan pendapat
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.
3.      Perubahan perilaku
Komunikasi bertujuan untuk merubah perilaku maupun tindakan seseorang, dari perilaku yang dekstruktif (tidak mencerminkan perilaku hidup sehat, menuju perilaku hidup sehat).
4.      Perubahan sosial
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.

C. Pola Komunikasi
Menurut Purwanto (2002), “ secara umum pola komunikasi (patterns of communications)dapat dibedakan  ke dalam saluran komunikasi formal (formal communications channel)dan saluran komunikasi nonformal (informal communications channel)
Lebih lanjut, saluran komunikasi formal ini dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal.
1)      Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan pemindahan informasi dari atasan atau pimpinan kepada bawahan atau pengikut. Aliran komunikasi ini umumnya terakit dengan tanggung jawab pimpinan dalam organisasi.
2)      Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah keatas merupakan pemindahan informasi dari bawahan atau pengikut kepada atasan atau pimpinan. komunikasi ini biasanya berisikan laporan-laporan kerja, penyampaian aspirasi dan sebagainya.
3)      Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, komunikasi dilakukan untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian lain yang sederajat.
4)      Komunikasi diogonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang melibatkan antara dua tingkat (level organisasi yang berbeda). Biasanya, komunikasi ini terjadi pada organisasi yang berskala besar.

1.2. Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
adapun Lingkungan komunikasi Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi:
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud.
2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak perubahan lain. Proses komunikasi tidak pernah statis.

Unsur – unsur dalam komunikasi :

a. Sumber ( Source ) : Pihak yang berinisiatif atau berkebutuhan untuk berkomunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dll.
b. Pesan (Massage) : Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
c. Saluran/Media (Channel) : alat/ wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
d. Penerima (Receiver) : Orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan. Penerima pesan ini menerjemahkan/ menafsirkan seperangkat symbol verbal dan/ atau non verbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami.
e. Efek (Effect) : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.
f. Proses Encoding: Adalah proses pemilihan symbol/alat angkut pesan. Dilakukan oleh Pengirim pesan.

1.3. Konsep dalam melakukan komunikasi

Oleh sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada sutdi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :
1.      membangun hubungan antar sesama manusia
2.      melalui pertukaran informasi
3.      untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
4.      serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku. (Book, 1980)
Fungsi Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Untuk mengetahui fungsi komunikasi ini maka kita perlu memahami terlebih dahulu tipe komunikasi, sabab itu akan membedakan fungsinya. Menurut Hafied Cangara (2000) bahwa komunikasi dibagi dalam 4 (empat) tipe, yakni komunikasi diri sendiri (Intrapersonal Communication), komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication), komunikasi publik (Public Communication), dan komunikasi massa (Mass Communication).
1.      Komunikasi diri sendiri (Intrapersonal Communication)Tipe komunikasi ini adalah komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Tipe ini sebenranya belum dianggap sepenuhnya sebagai proses komunikasi, karena tipe ini sebenarnya adalah bentuk respon diri seseorang terhadap sesuatu hal, apakah yang terlihat, terdengar, maupun yang dirasakannya. Termasuk dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa kalangan menilai hal ini sebagai aktivitas internal monolog bukan sebagai proses komunikasi (Asante, 1979).
2.      Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication)Komunkasi ini berlangsung antara dua orang tau lebih secara tatap muka. R. Wayne Pace (1979), “interpersonal communication is communication involving two or more people in fafe to face setting”.
Menurut sifatnya, komunikasi ini dibagi menjadi dua yaitu komunikasi diadik dan komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi Diadik
Komunikasi diadik berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka (Cangara, 2000). Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni (1) percakapan (berlangsung dalam suasana bersahabat dan informal), (2) dialog (berlangsung dalam situasi lebih intim, mendalam, dan lebih personal), dan (3) wawancara (sifatnya lebih serius karena ada yang bersifat dominan pada posisi bertanya dan lainnya pada posisi menjawab) (Pace, 1979).
Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil berlangsung antara 3 orang atau lebih secara bertatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Alasan komunikasi kelompok kecil disebut sebagai komunikasi antarpribadi karenapertama, proses komunikasinya berlangsung dengan cara tatap muka, kedua, kedudukan pembicara dan pendengar adalah sama, tidak ada pembiacara yang dominnan, ketiga, semua anggota memiliki peran yang sama, kadang sebagai pembicara dan juga sebagai penerima.
3.      Komunikasi publik (Public Communication)Komunikasi ini menunjukkan suatu proses dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khlayak yang lebih besar. Ciri-ciri tipe komunikasi publik :
§  Penyampaian pesan berlangsung secara kontinu
§  Dapat diidentifikasikan siapa sumber dan siapa penerima
§  Interaksi terbatas sehingga tanggapan balik juga terbatas
§  Sumber sering tidak dapat mgnidentifikasikan pendengarnya satu-persatu
§  Pesan yang disampaikan tidak terjadi secara spontan melainkan sudah dipersiapkan dalam bentuk konsep/teks
§  Tipe ini sering ditemui dalam kegiatan seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, dll
§  Pesan yang disampaikan juga terbatas pada khalayak tertentu seprti dalam pengarahan, ceramah, santiaji, seminar, dan rapat anggota.
4.      Komunikasi massa (Mass Communication)Tipe komunikasi ini berlangsung secara massal, dimana sumbernya biasanya berasal dari suatu lembaga tertentu dan ditujukan kepada khalayak umum secara massal, dan biasanya menggunakan alat-alat tertentu misalnya radio, televisi, maupun surat kabar. Ciri-ciri tipe ini adalah :
§  Sifat pesan terbuka untuk khalayak umum yang variatif, tidak terbatas pada suku, usia, maupun golongan tertentu
§  Proses peyampaian pesannya lebih formal dan terencana, karena itu lebih rumit dari tipe sebelumnya
§  Komunikasi berlangsung satu arah, karena itu tanggapan balik sangat terbatas dilakukan
§  Penyampaian pesan berlangung secara cepat, serempak, dan meluas
Adapun fungsi komunikasi adalah : Cangara (2000)
1.      Komunikasi diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imnjinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.
2.      Fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human ralitions), menghindari dam mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
3.      Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur.
4.      Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan infromasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan meciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Dengan perkembangan tekhnologi fungsi ini mulai mengalami perubahan. Sean MacBride mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk Informasi, Soaialisasi, Motivasi, Bahan diskusi, Pendidikan, Memajukan kebudayaan, Hiburan, dan fungsi Integrasi




1.4. Teknik komunikasi terapeutik

Teknik Komunikasi Terapeutik Menurut Stuart dan Sundeen tahun 1995, tehnik komunikasi terdiri dari:
1.      Mendengar aktif;  Mendengar mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap pesan orang lain yang menggunakan semua indra, Liendberg et al, cit Nurjanah (2001)
2.      Mendengar pasif;  Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal
3.      Penerimaan:  Yang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
4.      Klarifikasi;  Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien.
5.      Fokusing;  Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001).
6.      Observasi;  Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah.
7.      Menawarkan informasi;  Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi.
8.      Diam (memelihara ketenangan);  Diam dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dengan bidan Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan sebagai mengerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat menyebabkan orang lain merasa cemas.
9.      Assertive:  Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, Nurjanah, 2001.
10.  Menyimpulkan;  Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran, Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001.
11.  Giving recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan);  Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, Schultz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001.
12.  Offering Sel (menawarakan diri);  Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001
13.  Offering general leads (memberikan petunjuk umum);  Mendukung klien untuk meneruskan, Schultz & Videbeck cit, Nurjanah, 2001
14.  Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka):  Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi interaksi dan menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001.
15.  Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu);  Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini menjadi tidak terapeutik bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien.
16.  Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi);  Meminta kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima, Schulz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001
17.  Encourage Comparison (mendukung perbandingan);  Menanyakan kepada klien mengenai persamaan atau perbedaan
18.  Restating (mengulang) Restating;   adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart & Sundeen, Cit Nurjanah, 2001.
19.  Reflekting (Refleksi):  Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang peneliaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah
20.  Eksploring (Eksporasi);  Mempelajari suatu topik lebih mendalam
21.  Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan);  Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai
22.  Voucing doubt (menunjukkan keraguan);  Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dengan sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentang suatu yang detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain.
23.  Seeking consensual validation;  Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan.
24.  Verbalizing the implied:  Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjuran.
25.  Encouraging evaluation (mendukung evaluasi):  Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya
26.  Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan);  Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau pernyataan .
27.  Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi):  Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan perubahan melalui kolaborasi.
28.  Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya rencana tindakan):  Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa yang akan datang.
29.  Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk);  Statemen yang menunjukkan peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari dirinya.
30.  Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup):  Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik/materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
31.  Reducing distant (penurunan jarak);  Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
32.  Humor;  Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Komunikasi merupakan penyampaian informasi dalam sebuah interaksi tatap muka yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna, serta, pikiran, yang diberikan pada penerima pesan dengan harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilaku. Jadi suatu komunikasi dapat dikatakan teraupetik apabila adanya umpan balik atau feedback dari penerima pesan atau lawan bicara.
B.     Saran
Dari hasil pembuatan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca agar memahami lebih dalam ruang lingkup komunikasi dan dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.












Daftar Pustaka

Cangara, Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Nasir,Abdul,dkk.2009.Komunikasi dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Nursing Mania.2009.”Komunikasi dalam Keperawatan”,(online),No.12,(http://www.Google.com, diakses 07 mei 2013)

Yusrizal.2005. Hambatan-Hambatan Pegawai Fakultas dalam Berkomunikasi dengan Atasan Langsung di Universitas Negeri Padang. UNP: Skripsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar