PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia
senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia ingin mengetahui lingkungan
sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin
tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi.
Komunikasi merupakan kebutuhan yang
sangat fundemental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa
komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan oleh
adanya kebutuhan akan mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
pemaparan latar belakang di atas, penulis mengambil beberapa rumusan masalah
diantaranya:
1.
Apakah yang dimaksud
dengan komunikasi?
2.
Apa tujuan
dari komunikasi?
4. Apa konsep dalam melakukan komunikasi?
5. Apa tehnik komunikasi terapeutik
6. Apa konsep dasar komunikasi
B. Tujuan
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan komunikasi.
2. Mengetahui
apa yang dimaksud tujuan dari komunikasi.
3. Mengatahui
apa saja yang dimaksud dengan komponen-komponen komunikasi.
BAB
I
PEMBAHASAN
I.I Konsep Dasar
Komunikasi
A.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin comunication yang berarti sama dalam hal ini berarti sama makna.
Komunikasi juga diartikan sebagai upaya seseorang untuk merubah pikiran,
perasaan atau perilaku orang lain (Effendi, 1992).Komunikasi juga merupakan
elemen dasar dari hubungan interpersonal untuk membuat, memelihara, dan
menampilkan kontak dengan orang lain (Mary Ann, 1998).
B.
Tujuan dari Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan
pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti
harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan
sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.
1.
Perubahan
sosial
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian
sikapnya berubah, baik positif maupun negatif.
2.
Perubahan
pendapat
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.
3.
Perubahan
perilaku
Komunikasi bertujuan untuk merubah perilaku maupun
tindakan seseorang, dari perilaku yang dekstruktif (tidak mencerminkan perilaku
hidup sehat, menuju perilaku hidup sehat).
4.
Perubahan
sosial
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang
lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang
efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.
C. Pola Komunikasi
Menurut Purwanto (2002), “ secara umum pola komunikasi (patterns of communications)dapat dibedakan ke
dalam saluran komunikasi formal (formal communications channel)dan saluran komunikasi nonformal (informal communications channel)
Lebih lanjut, saluran
komunikasi formal ini dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi
dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal.
1)
Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke
bawah merupakan pemindahan informasi dari atasan atau pimpinan kepada bawahan
atau pengikut. Aliran komunikasi ini umumnya terakit dengan tanggung jawab
pimpinan dalam organisasi.
2)
Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah
keatas merupakan pemindahan informasi dari bawahan atau pengikut kepada atasan
atau pimpinan. komunikasi ini biasanya berisikan laporan-laporan kerja,
penyampaian aspirasi dan sebagainya.
3)
Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal
merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi
sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, komunikasi
dilakukan untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi
kepada bagian lain yang sederajat.
4)
Komunikasi diogonal
Komunikasi
diagonal merupakan komunikasi yang melibatkan antara dua tingkat (level
organisasi yang berbeda). Biasanya, komunikasi ini terjadi pada organisasi yang
berskala besar.
1.2. Komponen
komunikasi
Komponen
komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung
dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
adapun
Lingkungan komunikasi Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki
tiga dimensi:
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud.
2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud.
2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga
dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan
seseorang (dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana
persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat
menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan
malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak
perubahan lain. Proses komunikasi tidak pernah statis.
Unsur – unsur dalam
komunikasi :
a. Sumber ( Source ) : Pihak yang berinisiatif atau berkebutuhan untuk berkomunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dll.
b. Pesan (Massage) : Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
c. Saluran/Media (Channel) : alat/ wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
d. Penerima (Receiver) : Orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan. Penerima pesan ini menerjemahkan/ menafsirkan seperangkat symbol verbal dan/ atau non verbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami.
e. Efek (Effect) : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.
f. Proses Encoding: Adalah proses pemilihan symbol/alat angkut pesan. Dilakukan oleh Pengirim pesan.
1.3. Konsep dalam melakukan
komunikasi
Oleh
sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada sutdi komunikasi
antarmanusia (human communication) bahwa Komunikasi adalah suatu
transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya
dengan :
1. membangun
hubungan antar sesama manusia
2. melalui
pertukaran informasi
3. untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
4. serta
berusaha mengubah sikap dan tingkah laku. (Book, 1980)
Fungsi
Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Untuk mengetahui fungsi komunikasi ini maka
kita perlu memahami terlebih dahulu tipe komunikasi, sabab itu akan membedakan
fungsinya. Menurut Hafied Cangara (2000) bahwa komunikasi dibagi dalam 4
(empat) tipe, yakni komunikasi diri sendiri (Intrapersonal Communication),
komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication), komunikasi publik
(Public Communication), dan komunikasi massa (Mass Communication).
1. Komunikasi
diri sendiri (Intrapersonal Communication)Tipe komunikasi ini adalah komunikasi
yang terjadi dalam diri seseorang. Tipe ini sebenranya belum dianggap
sepenuhnya sebagai proses komunikasi, karena tipe ini sebenarnya adalah bentuk
respon diri seseorang terhadap sesuatu hal, apakah yang terlihat, terdengar,
maupun yang dirasakannya. Termasuk dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa
kalangan menilai hal ini sebagai aktivitas internal monolog bukan sebagai
proses komunikasi (Asante, 1979).
2. Komunikasi
antarpribadi (Interpersonal Communication)Komunkasi ini berlangsung antara dua
orang tau lebih secara tatap muka. R. Wayne Pace (1979), “interpersonal
communication is communication involving two or more people in fafe to face setting”.
Menurut sifatnya, komunikasi ini dibagi menjadi dua
yaitu komunikasi diadik dan komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi Diadik
Komunikasi diadik berlangsung antara dua orang dalam
situasi tatap muka (Cangara, 2000). Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam
tiga bentuk, yakni (1) percakapan (berlangsung dalam suasana bersahabat dan
informal), (2) dialog (berlangsung dalam situasi lebih intim, mendalam, dan
lebih personal), dan (3) wawancara (sifatnya lebih serius karena ada yang
bersifat dominan pada posisi bertanya dan lainnya pada posisi menjawab) (Pace,
1979).
Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil
berlangsung antara 3 orang atau lebih secara bertatap muka, dimana
anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Alasan komunikasi
kelompok kecil disebut sebagai komunikasi antarpribadi karenapertama,
proses komunikasinya berlangsung dengan cara tatap muka, kedua,
kedudukan pembicara dan pendengar adalah sama, tidak ada pembiacara yang
dominnan, ketiga, semua anggota memiliki peran yang sama, kadang
sebagai pembicara dan juga sebagai penerima.
3. Komunikasi
publik (Public Communication)Komunikasi ini menunjukkan suatu proses dimana
pesan-pesan yang disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan
khlayak yang lebih besar. Ciri-ciri tipe komunikasi publik :
§
Penyampaian pesan berlangsung secara
kontinu
§
Dapat diidentifikasikan siapa sumber
dan siapa penerima
§
Interaksi terbatas sehingga
tanggapan balik juga terbatas
§
Sumber sering tidak dapat
mgnidentifikasikan pendengarnya satu-persatu
§
Pesan yang disampaikan tidak terjadi
secara spontan melainkan sudah dipersiapkan dalam bentuk konsep/teks
§
Tipe ini sering ditemui dalam
kegiatan seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, dll
§
Pesan yang disampaikan juga terbatas
pada khalayak tertentu seprti dalam pengarahan, ceramah, santiaji, seminar, dan
rapat anggota.
4. Komunikasi
massa (Mass Communication)Tipe komunikasi ini berlangsung secara massal, dimana
sumbernya biasanya berasal dari suatu lembaga tertentu dan ditujukan kepada
khalayak umum secara massal, dan biasanya menggunakan alat-alat tertentu
misalnya radio, televisi, maupun surat kabar. Ciri-ciri tipe ini adalah :
§
Sifat pesan terbuka untuk khalayak
umum yang variatif, tidak terbatas pada suku, usia, maupun golongan tertentu
§
Proses peyampaian pesannya lebih
formal dan terencana, karena itu lebih rumit dari tipe sebelumnya
§
Komunikasi berlangsung satu arah,
karena itu tanggapan balik sangat terbatas dilakukan
§
Penyampaian pesan berlangung secara
cepat, serempak, dan meluas
Adapun fungsi komunikasi adalah : Cangara (2000)
1. Komunikasi
diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imnjinasi, memahami dan
mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil
keputusan.
2. Fungsi
komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human
ralitions), menghindari dam mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi
ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang
lain.
3. Komunikasi
publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas),
mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur.
4. Komunikasi
massa berfungsi untuk menyebarluaskan infromasi, meratakan pendidikan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan meciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
Dengan perkembangan tekhnologi fungsi ini mulai mengalami perubahan. Sean
MacBride mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran
berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai
pertukaran data, fakta, dan ide. Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi
untuk Informasi, Soaialisasi, Motivasi, Bahan diskusi, Pendidikan, Memajukan
kebudayaan, Hiburan, dan fungsi Integrasi
1.4. Teknik komunikasi terapeutik
Teknik Komunikasi Terapeutik Menurut Stuart dan
Sundeen tahun 1995, tehnik komunikasi terdiri dari:
1.
Mendengar aktif; Mendengar
mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap pesan orang lain yang
menggunakan semua indra, Liendberg et al, cit Nurjanah (2001)
2.
Mendengar pasif; Mendengar pasif
adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal untuk klien. Misalnya
dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal
3.
Penerimaan: Yang
dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku
yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti
persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa
menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
4.
Klarifikasi; Klarifikasi
sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti
perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula pesan yang
disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami
situasi yang digambarkan oleh klien.
5.
Fokusing; Fokusing
adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga
percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit
Nurjanah (2001).
6.
Observasi; Observasi
merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila
terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku
verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart &
Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga
klien tidak menjadi malu atau marah.
7.
Menawarkan informasi; Menyediakan
tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi
komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk
mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). Penahanan
informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya.
Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan
informasi.
8.
Diam (memelihara ketenangan); Diam
dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran, memproses informasi,
menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan
bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dengan
bidan Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena akan
mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan sebagai
mengerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk
menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang
tidak tepat menyebabkan orang lain merasa cemas.
9.
Assertive: Assertive
adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran
dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, Nurjanah, 2001.
10. Menyimpulkan;
Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk
meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi
agar sama denga ide dalam pikiran, Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001.
11. Giving
recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan); Memberi
penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan
kesadaran, Schultz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001.
12. Offering Sel
(menawarakan diri); Menawarkan diri adalah menyediakan
diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan, Schultz &
Videbeck.cit. Nurjanah, 2001
13. Offering
general leads (memberikan petunjuk umum); Mendukung
klien untuk meneruskan, Schultz & Videbeck cit, Nurjanah, 2001
14. Giving broad
opening (memberikan pertanyaan terbuka): Mendorong
klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai
terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien
dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi interaksi
dan menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001.
15. Placing the
time in time/sequence (penempatan urutan/waktu); Melakukan
klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian
lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi
klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini menjadi tidak terapeutik
bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien.
16. Encourage
deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta
kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima,
Schulz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001
17. Encourage
Comparison (mendukung perbandingan); Menanyakan
kepada klien mengenai persamaan atau perbedaan
18. Restating
(mengulang) Restating; adalah
pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart & Sundeen, Cit
Nurjanah, 2001.
19. Reflekting
(Refleksi): Digunakan pada saat klien menanyakan
pada perawat tentang peneliaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu
perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, Boyd &
Nihart, cit, Nurjanah
20. Eksploring
(Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih
mendalam
21. Presenting
reality (menghadikan realitas/kenyataan); Menyediakan
informasi dengan perilaku yang tidak menilai
22. Voucing doubt
(menunjukkan keraguan); Menyelipkan persepsi perawat
mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dengan sangat berhati-hati dan hanya
pada saat perawat merasa yakin tentang suatu yang detil. Ini digunakan pada
saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain.
23. Seeking
consensual validation; Pencarian pengertian mengenai
komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas terhadap
apa yang mereka pikirkan.
24. Verbalizing
the implied: Memverbalisasikan kata-kata yang klien
tunjukkan atau anjuran.
25. Encouraging
evaluation (mendukung evaluasi): Perawat
membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya
26. Attempting
to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan); Membantu
klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau
pernyataan .
27. Suggesting
collaborating (menganjurkan kolaborasi): Penekanan
kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan perubahan melalui kolaborasi.
28. Encouragingformulation
of plan of action (mendukng terbentuknya rencana tindakan): Memberikan
kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa
yang akan datang.
29. Estabilising
guidelines (menyediakan petunjuk); Statemen
yang menunjukkan peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan
menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari dirinya.
30. Open- ended
comments (komentar terbuka-tertutup): Komentar
secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal
ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik/materi yang paling
relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
31. Reducing
distant (penurunan jarak); Menurunkan jarak fisik antara
perawat dank lien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat
ingin terlibat dengan klien.
32. Humor;
Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang
penting dalam komunikasi verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan
rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
merupakan penyampaian informasi dalam sebuah interaksi tatap muka yang berisi
ide, perasaan, perhatian, makna, serta, pikiran, yang diberikan pada penerima pesan dengan harapan si penerima
pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilaku. Jadi
suatu komunikasi dapat dikatakan teraupetik apabila adanya umpan balik atau
feedback dari penerima pesan atau lawan bicara.
B.
Saran
Dari
hasil pembuatan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca agar memahami
lebih dalam ruang lingkup komunikasi dan dapat mempraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar.
Daftar Pustaka
Cangara, Hafied. 2000.
Pengantar Ilmu Komunikasi. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Nasir,Abdul,dkk.2009.Komunikasi dalam Keperawatan.Jakarta
: Salemba Medika
Nursing
Mania.2009.”Komunikasi dalam
Keperawatan”,(online),No.12,(http://www.Google.com,
diakses 07 mei 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar