Senin, 25 November 2013

ballard score


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.

Selasa, 12 November 2013

infeksi saluran kemih


BAB II
PEMBAHASAN
                   I.            INFEKSI SALURAN KEMIH
A.    Pengertian
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah sutatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998)
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)

B.     Etiologi
1.      Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
v  Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated
v  Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated
v  Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
v  Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan 
kandung kemih yang kurang efektif
v  Mobilitas menurun
v  Nutrisi yang kurang baik
v  Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
v  Adanya hambatan pada aliran urin
v  Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

C.     Patofisiologis
Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :
1)      Penyebaran endogenyaitu kontak langsung dari tempat terdekat.
2)      Hematogen.
3)      Limfogen.
4)      Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berpitar kateter atau sistoskop.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :
1.      Bendungan aliran urine
a.       Anatomi konginetal
b.      Batu saluran kemih
c.       Oklusi ureter ( sebagian atau total )
2.      Refluksi vesi keureter
3.      Urine sisa dalam buli-buli karean :
a.       Neurogenik bladder
b.      Striktur uretra
c.       Hipertropi prostat
4.      Gangguan metabilik
5.      Instrumentasi
6.      Kehamilan
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada feses yang naik dari perinium keuretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi terjadi bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahanan penjamu dan cetusan inflamansi.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabilisme ( diabetes, kehamilan dan gout ) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis. Pielonefritis aut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asenden. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau revluks vesikoureter. Sistisis ( inflamansi kandung kemih ) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( revkuks utrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop. Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolungkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal di sebabkan oleh niesseria gonorhoeae danditularkan melalui seksual. Uretritis nongonoreal uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoae biasanya disebabkan oleh klamedia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Pielonefritis ( infeksi traktus urinarius atas ) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringanintertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik keginjal meskipun ginjal 20% sampai 25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Macam-macam ISK ( infeksi saluran kemih )
1.      Uretritis ( uretra )
2.      Sistisis ( kandung kemih )
3.      Pielonefritis ( ginjal )

D.    Diagnosa Klinis
1.      Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a.       Mukosa memerah dan oedema
b.      Terdapat cairan eksudat yang purulent
c.       Adanya ulserasi pada uretra
d.      Adanya rasa gatal yang menggelitik
e.       Morning sign
f.       Adanya nanah saat miksi
g.      Nyeri pada saat miksi
h.      Kesulitan untuk memulai miksi
i.        Nyeri pada abdomen bagian bawah
2.      Sistisis biasanya memperlihatkan gejala :
a.       Disuria ( nyeri pada waktu berkemih )
b.      Peningkatan frekuensi padasaat berkemih, karena kapasitas vesikel urinaria menurun.
c.       Perasaan ingi berkemih
d.      Adanya sel-sel darah putih dalam urine
e.       Nyeri puggung bawah atau suprapublic
f.       Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah
3.      Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :
a.       Demam
b.      Menggigil
c.       Nyeri pinggang
d.      Disuria
Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebarkan gagal ginjal.

E.     Komplikasi
1)      Pembentukan abses ginjal atau perirenal
2)      Gagal ginjal
F.      Pemeriksaan diagnostic
Unrinalisis
a.       Leukosirea atau piuria terdapat kurang dari 5/lpb sedimen air kemih
b.      Hematuria 5 samapi 10 eritrosit/lpb sendimen air kemih
Bakteriologis
a.       Mikroskopis satu bakteri lapangan padang minyak emersi
b.      Biakan bakteri □ 102-103 organisme koliform/mL urine plus piueia.
c.       Tes kimiawi tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik
G.    Penatalaksanaan
Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri Gram-negatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK bagian bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat 2 jenis ISK rekuren. Yang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut rekuren atau pasien dengan kelainan anatomi.
Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus sulit dapat diberikan profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, misalnya nitro furantoin, trimetroprim dan sulfametoksazol, biasanya 3-6 bulan.
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:
Ø  Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
Ø  Interansi obat
Ø  Efek samping obat
Ø  Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:
1.      Efek nefrotosik obat
2.      Efek toksisitas obat

H.    Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain :
v  Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
v  Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
v  Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
v  Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
v  Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
Berikut faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK:
Ø  Salah cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok seperti iniu sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
Ø  Kebiasaan menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluarn kencing. Sedangkan pada pria , meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang.
Ø  Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. “Hal ini menyebabkan uretra penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis, jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti kencing skait dan anyang-anyangan
Ø  Penyakit kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dna menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah. Kadang-kadang pada perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria 3-4 hari setelah terkena penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti sakit dan mengeluarkan nanah. Karena itu pria yang terkena penyakit kelamin bisa cepat berobat.

Ø  Batu di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. “Misalnya ada infeksi berulang pada slauran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di batu di saluran kencing. Batu tersebut dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman.

infeksi saluran kemih

BAB II
PEMBAHASAN
                   I.            INFEKSI SALURAN KEMIH
A.    Pengertian
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah sutatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998)
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)

B.     Etiologi
1.      Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
v  Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated
v  Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated
v  Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
v  Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan 
kandung kemih yang kurang efektif
v  Mobilitas menurun
v  Nutrisi yang kurang baik
v  Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
v  Adanya hambatan pada aliran urin
v  Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

C.     Patofisiologis
Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :
1)      Penyebaran endogenyaitu kontak langsung dari tempat terdekat.
2)      Hematogen.
3)      Limfogen.
4)      Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berpitar kateter atau sistoskop.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :
1.      Bendungan aliran urine
a.       Anatomi konginetal
b.      Batu saluran kemih
c.       Oklusi ureter ( sebagian atau total )
2.      Refluksi vesi keureter
3.      Urine sisa dalam buli-buli karean :
a.       Neurogenik bladder
b.      Striktur uretra
c.       Hipertropi prostat
4.      Gangguan metabilik
5.      Instrumentasi
6.      Kehamilan
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada feses yang naik dari perinium keuretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi terjadi bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahanan penjamu dan cetusan inflamansi.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabilisme ( diabetes, kehamilan dan gout ) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis. Pielonefritis aut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asenden. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau revluks vesikoureter. Sistisis ( inflamansi kandung kemih ) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( revkuks utrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop. Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolungkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal di sebabkan oleh niesseria gonorhoeae danditularkan melalui seksual. Uretritis nongonoreal uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoae biasanya disebabkan oleh klamedia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Pielonefritis ( infeksi traktus urinarius atas ) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringanintertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik keginjal meskipun ginjal 20% sampai 25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Macam-macam ISK ( infeksi saluran kemih )
1.      Uretritis ( uretra )
2.      Sistisis ( kandung kemih )
3.      Pielonefritis ( ginjal )

D.    Diagnosa Klinis
1.      Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a.       Mukosa memerah dan oedema
b.      Terdapat cairan eksudat yang purulent
c.       Adanya ulserasi pada uretra
d.      Adanya rasa gatal yang menggelitik
e.       Morning sign
f.       Adanya nanah saat miksi
g.      Nyeri pada saat miksi
h.      Kesulitan untuk memulai miksi
i.        Nyeri pada abdomen bagian bawah
2.      Sistisis biasanya memperlihatkan gejala :
a.       Disuria ( nyeri pada waktu berkemih )
b.      Peningkatan frekuensi padasaat berkemih, karena kapasitas vesikel urinaria menurun.
c.       Perasaan ingi berkemih
d.      Adanya sel-sel darah putih dalam urine
e.       Nyeri puggung bawah atau suprapublic
f.       Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah
3.      Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :
a.       Demam
b.      Menggigil
c.       Nyeri pinggang
d.      Disuria
Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebarkan gagal ginjal.

E.     Komplikasi
1)      Pembentukan abses ginjal atau perirenal
2)      Gagal ginjal
F.      Pemeriksaan diagnostic
Unrinalisis
a.       Leukosirea atau piuria terdapat kurang dari 5/lpb sedimen air kemih
b.      Hematuria 5 samapi 10 eritrosit/lpb sendimen air kemih
Bakteriologis
a.       Mikroskopis satu bakteri lapangan padang minyak emersi
b.      Biakan bakteri □ 102-103 organisme koliform/mL urine plus piueia.
c.       Tes kimiawi tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik
G.    Penatalaksanaan
Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri Gram-negatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK bagian bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat 2 jenis ISK rekuren. Yang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut rekuren atau pasien dengan kelainan anatomi.
Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus sulit dapat diberikan profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, misalnya nitro furantoin, trimetroprim dan sulfametoksazol, biasanya 3-6 bulan.
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:
Ø  Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
Ø  Interansi obat
Ø  Efek samping obat
Ø  Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:
1.      Efek nefrotosik obat
2.      Efek toksisitas obat

H.    Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain :
v  Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
v  Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
v  Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
v  Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
v  Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
Berikut faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK:
Ø  Salah cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok seperti iniu sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
Ø  Kebiasaan menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluarn kencing. Sedangkan pada pria , meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang.
Ø  Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. “Hal ini menyebabkan uretra penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis, jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti kencing skait dan anyang-anyangan
Ø  Penyakit kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dna menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah. Kadang-kadang pada perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria 3-4 hari setelah terkena penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti sakit dan mengeluarkan nanah. Karena itu pria yang terkena penyakit kelamin bisa cepat berobat.

Ø  Batu di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. “Misalnya ada infeksi berulang pada slauran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di batu di saluran kencing. Batu tersebut dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman.